Rabu, 22 Mei 2013

Border Gateway Protocol (BGP)

Border Gateway  Protocol (BGP)





         BGP adalah protokol routing utama (satusatunya) yang saat ini digunakan untuk menjalankan Internet. 
Dengan BGP memungkinkan internet diselenggarakan secara desentralisasi, sehingga tidak tergantung hanya pada satnode saja.   BGP hanya mempertukarkan informasi routing, tidak menunjukkan network topology.
BGP adalah Protokol Routing yang digunakan untuk bertukar informasi routing antar network yang besar (AS). 
Pemilihan routing berdasarkan prefix yang paling spesifik dan juga jarak terpendek (AS path). 
 Mensupport CIDR (Classless InterDomain Routing) Routing yang tidak membedakan kelas. RouterOS mensupport BGPv4 RFC1771.   Menggunakan protocol TCP port 179. 
 Menggunakan sistem “path vector protocol” untuk menghitung “jarak/metric” dan menghindari loop. 
Incremental updates, jika terjadi perubahan routing, yang dikirimkan hanyalah updatenya saja, bukan keseluruhan informasi routing. 

Kebutuhan BGP

Kita butuh menggunakan BGP bila: 
Network dual/multihomed (terkoneksi ke satu atau beberapa AS). 
Memiliki alokasi IP Address Public sendiri yang akan diadvertised ke Internet. 




     External BGP 
Peer dilakukan oleh dua buah router yang berbeda AS.  
AS number akan ditambahkan ke AS path dari routing yang diadvertise. 
By default, next hop akan menggunakan “self” 

     Internal BGP 
Sesama peer tidak harus terkoneksi secara langsung (multi hop). 
 iBGP speaker (router yang saling melakukan peering) harus terhubung secara mesh (terhubung ke lebih dari satu node) dengan penuh. 
Peer dilakukan dengan loopback address 
 Jika tidak dapat terhubung dengan full mesh, bisa menggunakan route-reflect=yes 


MPLS

Pengenalan MPLS

     Konsep Switching

Adalah metode komunikasi jaringan yang melakukan pengiriman data dalam kelompok-kelompok dalam ukuran tertentu
Setiap kelompok ditransmisikan tidak terkait dengan kelompok lainnya
Jaringan memiliki kemampuan untuk mengalokasikan kapasitas yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan utilisasi dan kualitas transmisi.

    Multi Protocol Label Switching

 Adalah metode transmisi paket data yang berdasarkan label yang melekat pada paket dan “label forwarding table” dengan beban yang minimal.
MPLS tidak memerlukan packet header dan routing table

    MPLS Header
Dikenal juga sebagai layer 2,5 (karena terletak antara OSI layer 2 dan layer 3)

 Header dapat mengandung satu atau beberapa shims yang masing2 berukuran 32bit: Label (20bits), EXP (3bits) class of services, End of stack flag (1bit), TTL (8bits) 

Label dibuat dan didistribusikan oleh Label Distribution Protocol (LDP) 
Syarat LDP: 
Konektifitas IP, semua host harus terkoneksi dengan baik (static, OSPF, RIP) 
Loopback address tidak boleh dipasang pada interface fisik 
Semua perangkat yang dilalui harus mendukung protokol MPLS 

    Cara Kerja MPLS 

      Konfigurasi Awal 
MPLS membutuhkan IP loopback sebagai identitas router dan alamat transport. 
Lakukanlah OSPF sehingga semua IP Address loopback dapat terjangkau






Pengembangan 
 MPLS / VPLS dapat juga diintegrasikan dengan iBGP (l2VPN) untuk membuat VPLS tunnel secara dynamic. 
VPLS tunnel bisa bekerja baik untuk routing maupun untuk bridge. 
Bridge horizon bisa digunakan sebagai alternatif RSTP untuk menghindari bridge loop 
Untuk fungsi yang lebih advanced, bisa dilakukan traffic engineering. 
    MPLS vs EoIP 
Hampir 2 kali lebih cepat dari IP forwarding 
Sama cepat dengan bridge 
60% lebih cepat dari EoIP yang melalui network routing



Sabtu, 18 Mei 2013

Load Balanced

Load Balanced
   
       Konsep Dasar
Load Balanced
Membagi trafik ke dua atau lebih jalur sehingga setiap jalur bisa digunakan secara optimal
Fail Over
Sistem proteksi untuk menjaga apabila link utama terganggu, secara otomatis akan memfungsikan jalur cadangan

     Konsep Load Balanced

Pembagian trafik dilakukan berdasarkan probabilitas
Kita harus mengetahui kapasitas masing-masing link dan membagi trafik ke setiap interface sesuai dengan proporsinya
Misalnya kita memiliki 2 buah gateway, A dengan kapasitas 1 mbps, dan B dengan kapasitas 2 mbps, maka kita akan membagi trafik menjadi 3 = 2:1 = 1 ke A dan 2 ke B

        Penggunaan Fitur

Untuk bisa melakukan load balance dengan baik, kuasailah fitur-fitur berikut ini:
Static route dan policy route
Firewall Mangle
Firewall src-nat
Untuk yang lebih advanced, perlu juga menggunakan : OSPF dan BGP

       Kunci Load Balanced
Pada jaringan yang sederhana, kita hanya bisa mengatur jalur uplink. Kita bisa mengatur koneksi mana yang lewat ke jalur yang mana, tetapi kita tidak bisa mengatur lewat mana jalur yang digunakan untuk downlink, karena hal tersebut bergantung pada routing internet secara keseluruhan.
Untuk “mengatur” jalur downlink, kuncinya pada penggunaan src-nat pada tiap gateway, pada saat request dikirimkan ke internet. 
Data yang di NAT dengan IP yang ada pada gateway A, akan kembali melalui gateway A.

Jika kita hanya menggunakan masquerade untuk tiap interface gateway, maka data akan kembali pada interface yang sama dengan interface uplink.

OSPF

Apa Sebenarnya OSPF?

OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal.

Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat diimplementasikan.
OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area. Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana ke mari dengan sembarangan.

Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu routing protocol yang selalu berusaha untuk bekerja layaknya prinsip kerja seperti demikian.
Teknologi yang digunakan oleh routing protokol ini adalah teknologi link-state yang memang didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. Hal ini membuat routing protokol OSPF menjadi sangat cocok untuk terus dikembangkan menjadi network berskala besar. Pengguna OSPF biasanya adalah para administrator jaringan berskala sedang sampai besar. Jaringan dengan jumlah router lebih dari sepuluh buah, dengan banyak lokasi-lokasi remote yang perlu juga dijangkau dari pusat, dengan jumlah pengguna jaringan lebih dari lima ratus perangkat komputer, mungkin sudah layak menggunakan routing protocol ini.

Bagaimana OSPF Membentuk Hubungan dengan Router Lain?

Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam menjalankan pertukaran informasi routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah komunikasi dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan neighbour router atau router tetangga.
Langkah pertama yang harus dilakukan sebuah router OSPF adalah harus membentuk hubungan dengan neighbour router. Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan istilah Hello protocol.
Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya, router OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke dalam jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet. Pada kondisi standar, Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-Point.
Hello packet berisikan informasi seputar pernak-pernik yang ada pada router pengirim. Hello packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast address untuk menuju ke semua router yang menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). Semua router yang menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan protokol hello ini dan juga akan mengirimkan hello packet-nya secara berkala. Cara kerja dari Hello protocol dan pembentukan neighbour router terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis media di mana router OSPF berjalan.

OSPF Bekerja pada Media Apa Saja?

Seperti telah dijelaskan di atas, OSPF harus membentuk hubungan dulu dengan router tetangganya untuk dapat saling berkomunikasi seputar informasi routing. Untuk membentuk sebuah hubungan dengan router tetangganya, OSPF mengandalkan Hello protocol. Namun uniknya cara kerja Hello protocol pada OSPF berbeda-beda pada setiap jenis media. Ada beberapa jenis media yang dapat meneruskan informasi OSPF, masing-masing memiliki karakteristik sendiri, sehingga OSPF pun bekerja mengikuti karakteristik mereka. Media tersebut adalah sebagai berikut:

     1. Broadcast Multiaccess
Media jenis ini adalah media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN seperti misalnya ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam kondisi media seperti ini, OSPF akan mengirimkan traffic multicast dalam pencarian router-router neighbour-nya. Namun ada yang unik dalam proses pada media ini, yaitu akan terpilih dua buah router yang berfungsi sebagai Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR). Apa itu DR dan BDR? akan dibahas berikutnya :D.

     2.   Point-to-Point
Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router lain yang terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router. Contoh dari teknologi ini misalnya link serial. Dalam kondisi Point-to-Point ini, router OSPF tidak perlu membuat Designated Router dan Back-up-nya karena hanya ada satu router yang perlu dijadikan sebagai neighbour. Dalam proses pencarian neighbour ini, router OSPF juga akan melakukan pengiriman Hello packet dan pesan-pesan lainnya menggunakan alamat multicast bernama AllSPFRouters 224.0.0.5.
    3.   Point-to-Multipoint
Media jenis ini adalah media yang memiliki satu interface yang menghubungkannya dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang ada di bawahnya dianggap sebagai serangkaian jaringan Point-to-Point yang saling terkoneksi langsung ke perangkat utamanya. Pesan-pesan routing protocol OSPF akan direplikasikan ke seluruh jaringan Point-to-Point tersebut.
Pada jaringan jenis ini, traffic OSPF juga dikirimkan menggunakan alamat IP multicast. Tetapi yang membedakannya dengan media berjenis broadcast multi-access adalah tidak adanya pemilihan Designated dan Backup Designated Router karena sifatnya yang tidak meneruskan broadcast.

       4. Nonbroadcast Multiaccess (NBMA)
Media berjenis Nonbroadcast multi-access ini secara fisik merupakan sebuah serial line biasa yang sering ditemui pada media jenis Point-to-Point. Namun secara faktanya, media ini dapat menyediakan koneksi ke banyak tujuan, tidak hanya ke satu titik saja. Contoh dari media ini adalah X.25 dan frame relay yang sudah sangat terkenal dalam menyediakan solusi bagi kantor-kantor yang terpencar lokasinya. Di dalam penggunaan media ini pun dikenal dua jenis penggunaan, yaitu jaringan partial mesh dan fully mesh.
OSPF melihat media jenis ini sebagai media broadcast multiaccess. Namun pada kenyataannya, media ini tidak bisa meneruskan broadcast ke titik-titik yang ada di dalamnya. Maka dari itu untuk penerapan OSPF dalam media ini, dibutuhkan konfigurasi DR dan BDR yang dilakukan secara manual. Setelah DR dan BDR terpilih, router DR akan mengenerate LSA untuk seluruh jaringan.
Dalam media jenis ini yang menjadi DR dan BDR adalah router yang memiliki koneksi langsung ke seluruh router tetangganya. Semua traffic yang dikirimkan dari router-router neighbour akan direplikasikan oleh DR dan BDR untuk masing-masing router dan dikirim dengan menggunakan alamat unicast atau seperti layaknya proses OSPF pada media Point-to-Point

Proses OSPF Terjadi

1.   Membentuk Adjacency Router
Adjacency router arti harafiahnya adalah router yang bersebelahan atau yang terdekat. Jadi proses pertama dari router OSPF ini adalah menghubungkan diri dan saling berkomunikasi dengan para router terdekat atau neighbour router. Untuk dapat membuka komunikasi, Hello protocol akan bekerja dengan mengirimkan Hello packet.
Misalkan ada dua buah router, Router A dan B yang saling berkomunikasi OSPF. Ketika OSPF kali pertama bekerja, maka kedua router tersebut akan saling mengirimkan Hello packet dengan alamat multicast sebagai tujuannya. Di dalam Hello packet terdapat sebuah field yang berisi Neighbour ID. Misalkan router B menerima Hello packet lebih dahulu dari router A. Maka Router B akan mengirimkan kembali Hello packet-nya dengan disertai ID dari Router A.
Ketika router A menerima hello packet yang berisikan ID dari dirinya sendiri, maka Router A akan menganggap Router B adalah adjacent router dan mengirimkan kembali hello packet yang telah berisi ID Router B ke Router B. Dengan demikian Router B juga akan segera menganggap Router A sebagai adjacent routernya. Sampai di sini adjacency router telah terbentuk dan siap melakukan pertukaran informasi routing.

2.     Memilih DR dan BDR (jika diperlukan)
Dalam jaringan broadcast multiaccess, DR dan BDR sangatlah diperlukan. DR dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan tersebut. Semua paket pesan yang ada dalam proses OSPF akan disebarkan oleh DR dan BDR. Maka itu, pemilihan DR dan BDR menjadi proses yang sangat kritikal. Sesuai dengan namanya, BDR merupakan “shadow” dari DR. Artinya BDR tidak akan digunakan sampai masalah terjadi pada router DR. Ketika router DR bermasalah, maka posisi juru bicara akan langsung diambil oleh router BDR. Sehingga perpindahan posisi juru bicara akan berlangsung dengan smooth.

 Proses pemilihan DR/BDR tidak lepas dari peran penting Hello packet. Di dalam Hello packet ada sebuah field berisikan ID dan nilai Priority dari sebuah router. Semua router yang ada dalam jaringan broadcast multi-access akan menerima semua Hello dari semua router yang ada dalam jaringan tersebut pada saat kali pertama OSPF berjalan. Router dengan nilai Priority tertinggi akan menang dalam pemilihan dan langsung menjadi DR. Router dengan nilai Priority di urutan kedua akan dipilih menjadi BDR. Status DR dan BDR ini tidak akan berubah sampai salah satunya tidak dapat berfungsi baik, meskipun ada router lain yang baru bergabung dalam jaringan dengan nilai Priority-nya lebih tinggi.

  3. Mengumpulkan State-state dalam Jaringan
Setelah terbentuk hubungan antar router-router OSPF, kini saatnya untuk bertukar informasi mengenai state-state dan jalur-jalur yang ada dalam jaringan. Pada jaringan yang menggunakan media broadcast multiaccess, DR-lah yang akan melayani setiap router yang ingin bertukar informasi OSPF dengannya. DR akan memulai lebih dulu proses pengiriman ini. Namun yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, siapakah yang memulai lebih dulu pengiriman data link-state OSPF tersebut pada jaringan Point-to-Point?
  
Untuk itu, ada sebuah fase yang menangani siapa yang lebih dulu melakukan pengiriman. Fase ini akan memilih siapa yang akan menjadi master dan siapa yang menjadi slave dalam proses pengiriman. Router yang menjadi master akan melakukan pengiriman lebih dahulu, sedangkan router slave akan mendengarkan lebih dulu. Fase ini disebut dengan istilah Exstart State. Router master dan slave dipilih berdasarkan router ID tertinggi dari salah satu router. Ketika sebuah router mengirimkan Hello packet, router ID masing-masing juga dikirimkan ke router neighbour.

4.   Memilih Rute Terbaik untuk Digunakan
Setelah informasi seluruh jaringan berada dalam database, maka kini saatnya untuk memilih rute terbaik untuk dimasukkan ke dalam routing table. Jika sebuah rute telah masuk ke dalam routing table, maka rute tersebut akan terus digunakan. Untuk memilih rute-rute terbaik, parameter yang digunakan oleh OSPF adalah Cost. Metrik Cost biasanya akan menggambarkan seberapa dekat dan cepatnya sebuah rute. Nilai Cost didapat dari perhitungan dengan rumus:

Cost of the link = 108 /Bandwidth

Router OSPF akan menghitung semua cost yang ada dan akan menjalankan algoritma Shortest Path First untuk memilih rute terbaiknya. Setelah selesai, maka rute tersebut langsung dimasukkan dalam routing table dan siap digunakan untuk forwarding data.

5.     Menjaga Informasi Routing Tetap Upto-date
Ketika sebuah rute sudah masuk ke dalam routing table, router tersebut harus juga me-maintain state database-nya. Hal ini bertujuan kalau ada sebuah rute yang sudah tidak valid, maka router harus tahu dan tidak boleh lagi menggunakannya.

Ketika ada perubahan link-state dalam jaringan, OSPF router akan melakukan flooding terhadap perubahan ini. Tujuannya adalah agar seluruh router dalam jaringan mengetahui perubahan tersebut. Sampai di sini semua proses OSPF akan terus berulang-ulang. Mekanisme seperti ini membuat informasi rute-rute yang ada dalam jaringan terdistribusi dengan baik, terpilih dengan baik dan dapat digunakan dengan baik pula.

Minggu, 12 Mei 2013

Advanced Mikrotik Training Routing (MTCRE)

Static Route & Policy Route
          Router Network merupakan Pengaturan jalur antar network segment berdasarkan IP Address tujuan (atau juga asal), pada OSI layer Network. Connected Routes Dibuat secara otomatis setiap kali kita menambahkan sebuah IP Address pada interface yang valid (interface yang aktif).
           Jika terdapat dua buah IP Address yang berasal dari subnet yang sama pada sebuah interface, hanya akan ada 1 connected route. Jangan menempatkan dua ip address dari subnet yang sama pada dua interface yang berbeda, karena akan membingungkan tabel dan logika routing di router.

Tipe routing
• Static Routes
  static routes adalah informasi routing yang dibuat secara manual oleh user untuk   mengatur ke arah mana trafik tertentu akan disalurkan. Default route adalah salah satu contoh static routes.

• Dynamic Routes Dynamic routes yang akan dibuat secara otomatis saat menambahkan IP
  Address pada interface. Informasi routing yang didapat dari protokol routing dinamik seperti
  RIP, OSPF, dan BGP.

Konsep Dasar Routing Untuk pemilihan routing, router akan memilih berdasarkan:
• Rule routing yang paling spesifik tujuannya
  Contoh: destination 192.168.0.128/26 lebih spesific dari 192.168.0.0/24
• Distance Router akan memilih yang distance nya paling kecil l
• Round robin (random) Router sangat banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi
  protocol TCP/IP, dan router jenis itu disebut juga dengan IP Router.

Sabtu, 04 Mei 2013

Jaringan 4 Lantai dengan Jalur Ganda

Merancang Jaringan 4 Lantai dengan Jalur Ganda

A. TUJUAN
     Dapat merancang jaringan 4 lantai dengan jalur ganda
B.  ALAT DAN BAHAN
  • Komputer
  • Router / switch
  • Kabel  jaringan 


 C. Konsep Perancangan
           Perancangan jaringan menggunakan teknik bridge dengan topologi star untuk antar lantai dan dalam lantai. Terdiri dari Router utama, router lantai 1, router lantai 2, router lantai 3, router lantai 4. Antara router semuanya sling terhubung serperti gambar dibawah ini: (JALUR GANDA)

DESAIN RANCANGAN
Tabel Routing
Router
Destination
Netmask
Gateway
Interface
Ket
Utama
192.168.0.28
255.255.255.252
-
ether 1
Diirect
192.168.0.12
255.255.255.252
-
ether 2
Diirect
192.168.0.8
255.255.255.252
-
ether 3
Diirect
192.168.0.4
255.255.255.252
-
ether 4
Diirect
192.168.0.0
255.255.255.252
-
ether 5
Diirect
192.168.0.32
255.255.255.224
192.168.0.14
ether 2
Indirect
192.168.0.16
255.255.255.252
192.168.0.14
ether 2
Indirect
192.168.0.64
255.255.255.224
192.168.0.14
ether 2
Indirect
192.168.0.20
255.255.255.252
192.168.0.14
ether 2
Indirect
192.168.0.96
255.255.255.224
192.168.0.14
ether 2
Indirect
192.168.0.24
255.255.255.252
192.168.0.14
ether 2
Indirect
192.168.0.128
255.255.255.224
192.168.0.14
ether 2
Indirect
Lantai 1
192.168.0.12
255.255.255.252
-
ether 1
Diirect
192.168.0.32
255.255.255.224
-
ether 3
Diirect
192.168.0.16
255.255.255.252
-
ether 2
Diirect
192.168.0.28
255.255.255.252
192.168.0.13
ether 1
Indirect
192.168.0.64
255.255.255.224
192.168.0.17
ether 2
Indirect
192.168.0.20
255.255.255.252
192.168.0.17
ether 2
Indirect
192.168.0.96
255.255.255.224
192.168.0.17
ether 2
Indirect
192.168.0.24
255.255.255.252
192.168.0.17
ether 2
Indirect
192.168.0.128
255.255.255.224
192.168.0.17
ether 2
Indirect
Lantai 2
192.168.0.8
255.255.255.252
-
ether 1
Diirect
192.168.0.16
255.255.255.252
-
ether 2
Diirect
192.168.0.20
255.255.255.252
-
ether 3
Diirect
192.168.0.64
255.255.255.224
-
ether 4
Diirect
192.168.0.96
255.255.255.224
192.168.0.21
ether 3
Indirect
192.168.0.24
255.255.255.252
192.168.0.21
ether 3
Indirect
192.168.0.128
255.255.255.224
192.168.0.21
ether 3
Indirect
192.168.0.28
255.255.255.252
192.168.0.18
ether 2
Indirect
192.168.0.32
255.255.255.224
192.168.0.18
ether 2
Indirect
192.168.0.12
255.255.255.252
192.168.0.18
ether 2
Indirect
Lantai 3
192.168.0.4
255.255.255.252
-
ether 1
Diirect
192.168.0.20
255.255.255.252
-
ether 2
Diirect
192.168.0.24
255.255.255.252
-
ether 3
Diirect
192.168.0.96
255.255.255.224
-
ether 4
Diirect
192.168.0.128
255.255.255.224
192.168.0.25
ether 3
Indirect
192.168.0.28
255.255.255.252
192.168.0.22
ether 2
Indirect
192.168.0.64
255.255.255.224
192.168.0.22
ether 2
Indirect
192.168.0.16
255.255.255.252
192.168.0.22
ether 2
Indirect
192.168.0.32
255.255.255.224
192.168.0.22
ether 2
Indirect
192.168.0.12
255.255.255.252
192.168.0.22
ether 2
Indirect
Lantai 4
192.168.0.0
255.255.255.252
-
ether 1
Diirect
192.168.0.24
255.255.255.252
-
ether 2
Diirect
192.168.0.128
255.255.255.224
-
ether 3
Diirect
192.168.0.96
255.255.255.224
192.168.0.26
ether 2
Indirect
192.168.0.20
255.255.255.252
192.168.0.26
ether 2
Indirect
192.168.0.64
255.255.255.224
192.168.0.26
ether 2
Indirect
192.168.0.16
255.255.255.252
192.168.0.26
ether 2
Indirect
192.168.0.32
255.255.255.224
192.168.0.26
ether 2
Indirect
192.168.0.28
255.255.255.252
192.168.0.26
ether 2
Indirect
192.168.0.12
255.255.255.252
192.168.0.26
ether 2
Indirect
  
D.    LANGKAH – LANGKAH
       Setting pada Router Lantai 1:
          1.      Buka Winbox,lalu pilih connect





 2. Pilih new terminal






 3. Untuk memudahkan kita nantinya, maka ubah lah nama dari router kita tersebut

4. Lihat interface apa saja yang ada dengan cara



5.  Ubahlah nama interface yang ada sesuai dengan kebutuhan, karena pada router lantai 1
membutuhkan 3 interface yaitu utama, lantai2, switch1 maka pada new terminal ketik:
interface set name=Utama ether1 (enter)
interface set name=Lantai2 ether2 (enter)
interface set name=Switch1 ether3 (enter)
tampilannya:

6.   Untuk melihat hasil yang telah kita ubah tadi caranya:
Interface print (enter)
 maka tampilannya

7.      Daftarkan Ip Address pada lantai 1 tersebut :
Ip address add address=192.168.0.14/30 interface =Utama
Ip address add address=192.168.0.18/30 interface =Lantai2
Ip address add address=192.168.0.33/30 interface =Switch1
Maka tampilannya:

8.      Daftarkan ip route berdasarkan table routing diatas (sesuaikan dengan tabel routing pada router lantai 1)
*catt: yang tidak memiliki gateway tidak perlu didaftarkan
Caranya ketik pada new terminal:
Ip route add dst-address=192.168.0.28/30 gateway=192.168.0.13 (enter)
Ip route add dst-address=192.168.0.64/27 gateway=192.168.0.17 (enter)
Ip route add dst-address=192.168.0.20/30 gateway=192.168.0.17 (enter)
Ip route add dst-address=192.168.0.96/27 gateway=192.168.0.17 (enter)
Ip route add dst-address=192.168.0.24/30 gateway=192.168.0.17 (enter)
Ip route add dst-address=192.168.0.128/27 gateway=192.168.0.17 (enter)
Maka tampilannya:

9.      Untuk melihat hasil ip route yang telah kita daftarkan caranya:
Ip route print (enter)
Maka Tampilannya:

 10.      Agar client mendpat ip secara otomatis,maka kita setting dengan cara:
Pilih IP à DHCP Server àpilih Tab DHCP Setup  à DHCP Server Interfacenya pilih yang berhubungan dengan switch,misalnya pada router lantai 1 yang berhubungan dengan switch adalah interface Switch1.












Setting untuk menjadikan router sebagai switch:
Buka winbox,lalu pilih connect


2.  Untuk memudahkan kita nantinya,kita ubah namanya,dengan cara:





 3.   Pilih Interface
4.    Klik tanda +, lalu pilih Bridge, ubah nama sesuai kebutuhan (mis:switch_lantai_1)



 5. Lalu pilih Bridge à tab port à +







Catt:
Lakukan hal yang sama pada Router  dan switch lantai 2, 3 dan 4. Isikan data berdasarkan tabel routing yang telah disediakan.